Pages

Senin, 01 Juli 2013

Masih saja ada sisa jejak dan nafas untuk dikenang, beraromakan wewangian adalah benih yang tertanam dalam awal musim perjalannya. Saat engkau berlalu, aku tetap terdiam dengan kesumringahan yang ada walau lentik jemari menusuk ulu hati mencakar kebahagiaan dengan tangis terbendung kesadaran.

Ini aku merindukanmu seperti malam dengan rembulan tersembul menyinari buana, sedangkan apa yang ia temui? Biarlah ia terpancar hingga ufuk barat yang akan menenggelamkannya.

Tertinggal sebuah episode, dimana cerita aku dan kamu tak pernah tercatat dan dibaca semua orang. Ya, seperti cerpen seorang pujangga. Namun memori yang terekam kisah akan senantiasa tercatat dan aku baca, dalam hatiku saja.

Dalam kerinduan, Nashril Moelyadi
 — di Bukit Rindu.


24 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar