Pages

Senin, 22 April 2013

Kau, Aku Dan Lelaki Itu


Ini masih yang kemarin, tuturan rasa lewat kata yang tak begitu indah. Ini masih yang kemarin lalu, ungkapan hasrat yang begitu abstrak menjelma bayang, yang kerap kutemui di setiap helaian mimpi.

Kau, aku dan lelaki itu.
Pupus sudah segala omong. Tak ada lagi yang mesti diungkapkan, walau tentang harapan, bahkan tentang kecantikanmu. Namun cerita tentang kita semuanya terungkap dalam memori yang terekam kisah. Selalu saja, adegan demi adegan begitu lancar terpapar hingga tak satu pun cerita terlewatkan.

Tak ada lagi yang mesti diungkapkan. Namun mari kita renungkan, kita pernah berbahagia walau sekejap. Adakah disana mengingatnya?

Kini lorong yang kulalui, adalah lorong kehidupan yang teramat sempit, sayapku pun telah patah menahan beban berat kesendirian. Saat kau bergelut dengan kebahagiaan di sini kuberkubang dalam lumpur keresahan, berduka dalam kehampaan.

Tentang lelaki itu, ya... tentang lelaki itu, selalu saja berdiri di setiap desah napasku. Lelaki itu teramat ganas menghunus tombak menggores kesadaran hingga aku tersungkur, terhempas dan kandas. Dengan taring-taringnya dia robek seluruh kebahagiaanku, hingga lukaku menganga perih dan berbilur. Sakitnya tiada tara hingga aku berteriak, melolong bagai serigala kehilangan hutan.

Ini luka yang kau sayat, ini perih yang dia toreh. Ini aku yang terbakar dan lara. Aku, kau dan lelaki itu semacam laut berpanjangan tepinya tiada berbirai.

Tentang aku, tak ada lagi bahasa untuk kubaca, hanya lena hingga pagi tiba.




Di Tulis, 24 November 2009