Pages

Sabtu, 23 November 2013

Catatan Pertama Setelah Kepergianmu

Saat engkau berlalu, ada perasaan hambar yang tak begitu berwarna, namun aku rasa bagai mengambang di atas hamparan laut yg tiada debur ombak, sehingga kesunyian teramat menekan. Elegi yang kau tinggal menaburkan wewangian sekaligus bau yang menusuk, sehingga semuanya mengguratkan dilema dalam masalah yang begitu pelik.

Menderitakah setelah engkau berlalu? Atau bahagiakah aku setelah terlepas dari bayang-bayang kelukaan yang panjang? Entahlah... yang jelas aku bagai menemukan secercah harapan baru. Seperti si buta yang dapat membuka mata dari kebutaannya.

Di sini... dalam buaian musim ini, di bukit rindu ini aku masih mencari kedamaian lain, kedamaian dari wujud perjalananku yang gontai oleh amukan ombak prahara. Aku tak akan bertanya kemana langkah akan menuntunku, namun aku akan mengarungi samudra kehidupan ini tanpa layar yang robek lagi sehingga takdir menemukanku dalam kokohnya kemudi dan haluan yang terarah diterpa kesejukan pawana yang membelai hingga kedalaman sanubari.

Engkau... pergilah engkau dalam paruh waktu yang tersisa. Pergilah... mungkin kedamaian, baru akan kau dapatkan dan kau rasakan, itu pun kalau kau merasa pernah menabur benih bunga dengan wanginya, dan di sini aku akan membenahi seluruh onak yang pernah kau taburkan dan akan menyingkirkan sebilah ranting penghalang keindahan sajak-sajakku.

Terima kasih atas semua inspirasi yang kau ungkapkan dan aku akan berusaha mengeja setiap uraian kalimatnya dan aku akan menyusun kembali puing-puing hatiku yang berserakan agar kembali berwujud keindahan alunan syairku. Untuk kunikmati setiap saat jika mengenangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar