Lepas
senja dengan selembar kertas atas nama kisah, laut membiru dengan
gumpalan ombak membelah sejengkal harap angin berlalu. Risauku telah
hadirkan kata-kata dari kemuraman bahasa bertajuk ruang hampa imajinasi.
Disinilah, semilir angin membantuku dengan sisa dan jejak uraian
kalimatnya.
Terima kasih engkau, yang senantiasa membisiki pagi dengan bening embun sebagai sumber inspirasiku, dan lebih
besar terima kasihku dengan diluaran damba yang kutiti kaki telah
berpijak pada helaian kisah bertemakan aroma menusuk jika tercium malam
berselimut rembulan yang memayungi teduh nirwana.
Sayu terpancar tatap mata
Rindu menggurat
Berhias cakrawala keindahan
Buih mengapung angin nan lalu
Kilauku selembut bening berkias
Curah hujan terhenti kesucian
Menjelma karang tanpa takut menghadap badai prahara
Dan angin itu berlalu, berganti dan berbisik "akulah kisahmu yang sesungguhnya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar